Edisi 24 November 2015
Baca: Yesaya 51:1-23
"Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN." Yesaya 51:3b
Bagaimana reaksi Anda ketika sedang menempuh perjalanan jauh, di tengah
terik matahari yang sangat menyengat dan melelahkan, tiba-tiba menemui
jalan buntu, dalam arti yang sesungguhnya? Perasaan Anda pasti akan
campur aduk: kecewa, marah, frustasi, kesal membaur jadi satu.
Akhirnya tanpa sadar keluarlah dari mulut kita perkataan yang negatif
sebagai reaksinya. Dengan perasaan dongkol pun kita akan memutar balik
langkah kita dan berusaha mencari jalan alternatif.
Bagaimana jika jalan buntu atau
dead lock itu mengacu kepada
tidak adanya jalan keluar untuk masalah yang sedang kita hadapi?
Ketika menemui jalan buntu sebagian besar orang akan menyerah pada
keadaan dan putus asa. Menghadapi jalan buntu juga pernah dialami oleh
bangsa Israel ketika mereka dikejar-kejar oleh pasukan Firaun.
"Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka..."
(Keluaran 14:9), sementara di depan mata mereka terbentang laut
Teberau. Secara manusia mustahil mereka akan terluput dari kejaran
orang-orang Mesir ini. Ketika menghadapi jalan buntu umat Israel
mengalami keputusasaan dan ketakutan luar bisa, lalu berseru-serulah
mereka kepada Tuhan dan berkata kepada Musa,
"Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami
untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami
dengan membawa kami keluar dari Mesir?" (Keluaran 14:11).
Ketakutan adalah musuh dari iman! Semakin kita takut semakin lemahlah
keadaan kita sehingga kita pun semakin tak punya kekuatan untuk
melakukan sesuatu. Ketakutan adalah roh yang harus dilawan dan
dikalahkan,
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7).
Karena dihantui oleh rasa takut yang berlebihan akhirnya yang
terbayang dan timbul didalam pikiran umat Israel adalah hal-hal negatif,
bahkan kematian. Adakalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami
situasi-situasi sulit dan menghadapi jalan buntu,
"...supaya kami
jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada
Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:9).
(Bersambung)