Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7:12)

Confusius, filsuf bijak dari Tiongkok, mengajarkan, “Apa saja yang engkau tidak mau orang lain melakukannya kepadamu, jangan lakukan hal itu pada orang lain.” Ajaran ini diteruskan dari generasi ke generasi dan menjadi salah satu “pagar moral” bangsa itu. Menurut ajaran ini, sebelum melakukan tindakan yang negatif, orang diajak untuk berpikir terlebih dulu: Jika orang lain melakukan hal ini pada diri saya, apakah saya akan merasa senang? Jika tidak, jangan lakukan hal itu kepada orang lain. Jika falsafah ini diterapkan, niscaya kejahatan akan jauh berkurang.

BERHENTI BERHITUNG

Baca: Filipi 4:1-9

Seingat saya, sempat dua kali menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saya khawatir begitu rupa. Saya memang membutuhkan BBM cukup banyak untuk perjalanan ke tempat kerja. Saking khawatirnya, saya sempat tidak bisa tidur karena pikiran terus berputar seperti mesin hitung. Sampai akhirnya kekhwatiran itu sirna ketika saya memutuskan untuk: berhenti berhitung!

Rasul Paulus mengingatkan umat Tuhan agar tidak khawatir. Daripada mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi, mereka disarankan untuk berdoa sambil mengucap syukur. Nasihat ini senada dengan ajaran Yesus ketika melarang para pendengar-Nya untuk khawatir (baca: Mat. 6:25-34). Kekhawatiran dalam hal keuangan menempati peringkat teratas alias paling sering dialami manusia. Kekhawatiran yang kadang-kadang sukses menutupi mata rohani umat Tuhan. Kebenaranbahwa Tuhan tak pernah sekalipun meninggalkan umat-Nya dan kemampuan-Nya yang tak pernah berkurang untuk memelihara umat-Nyaseakan sirna karena kekhawatiran.

BELAJAR MENERIMA NASIHAT

1
Baca: 2 Timotius 3:10-4:8

Beritakanlah firman… tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat… (2 Timotius 4:2-3)

Ketika anak kecil melakukan kesalahan, biasanya orangtua akan menasihatinya dengan penuh kesabaran. Mereka membimbing dan mengarahkan anak itu untuk memperbaiki diri. 

Dalam hidup ini, bukan hanya anak kecil yang bisa melakukan kesalahan. Kita pun dapat melakukan kesalahan dan memerlukan nasihat orang lain untuk membimbing kita ke arah yang lebih baik. Namun, seberapa sering kita menerima nasihat itu? Dan, sudahkah kita melakukannya?