BERHENTI BERHITUNG

Baca: Filipi 4:1-9

Seingat saya, sempat dua kali menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) saya khawatir begitu rupa. Saya memang membutuhkan BBM cukup banyak untuk perjalanan ke tempat kerja. Saking khawatirnya, saya sempat tidak bisa tidur karena pikiran terus berputar seperti mesin hitung. Sampai akhirnya kekhwatiran itu sirna ketika saya memutuskan untuk: berhenti berhitung!

Rasul Paulus mengingatkan umat Tuhan agar tidak khawatir. Daripada mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi, mereka disarankan untuk berdoa sambil mengucap syukur. Nasihat ini senada dengan ajaran Yesus ketika melarang para pendengar-Nya untuk khawatir (baca: Mat. 6:25-34). Kekhawatiran dalam hal keuangan menempati peringkat teratas alias paling sering dialami manusia. Kekhawatiran yang kadang-kadang sukses menutupi mata rohani umat Tuhan. Kebenaranbahwa Tuhan tak pernah sekalipun meninggalkan umat-Nya dan kemampuan-Nya yang tak pernah berkurang untuk memelihara umat-Nyaseakan sirna karena kekhawatiran.
Ketika khawatir, tak jarang kita melakukan kalkulasi dalam upaya untuk mengatasinya. Namun, ketika kalkulasi itu justru memperkuat kekhawatiran kita, mungkin ada baiknya kita berhenti berhitung. Tanpa mengabaikan pentingnya bekerja atau mencari nafkah, kita perlu mengarahkan fokus, iman, dan harapan kepada Allah yang tak pernah meninggalkan kita. Niscaya kekhawatiran kita akan sirna, berganti dengan ketenangan yang luar biasa. Percayalah bahwa perhatian dan penyediaan-Nya masih berlaku atas hidup kita.—GHJ
BERFOKUS KEPADA ALLAH
MENGUBAH KEKHAWATIRAN MENJADI KETENANGAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar