15 juni 2017

ARAH YANG SEBENARNYA

Baca: Kisah Pr. Rasul 22:1-22

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
Pohon mangga cangkokan itu tumbuh pesat. Batang lencirnya dikelilingi dedaunan. Tak ingin dia tumbuh menjulang, saya memotongnya. Sempat tebersit rasa menyesal, saat pertumbuhannya tampak terhenti. Namun, kira-kira sepekan sesudahnya, tiba-tiba muncul berbarengan lima buah tunas di ujung atas batang. Bukan sekedar tunas daun, melainkan tunas cabang yang kemudian menumbuhkan daunnya sendiri-sendiri. Kini, pohon mangga itu menjadi lebih rimbun daripada sebelumnya. Saat pertumbuhannya ke atas dihentikan, pohon itu memaksimalkan perkembangannya ke samping.

Saulus dari Tarsus dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Ia bekerja sangat giat bagi Allah (ay. 3). Ia menganiaya dan membinasakan para pengikut Jalan Tuhan yang dianggapnya melanggar Hukum Taurat. Dalam rutenya menuju Damsyik, ia bersua dengan Yesus. Jalan hidup yang ditempuhnya dengan tekun selama ini terpotong begitu saja. Namun, itu justru menjadi titik balik dalam kehidupannya. Sejak hari itu ia bertumbuh luar biasa dan menggenapi panggilan yang sejati dari Allah baginya.

Hidup kita ada kalanya terasa seperti dipotong di tengah jalan. Rencana yang sudah kita susun lama dan terarah kepada satu tujuan tiba-tiba harus putus begitu saja. Namun, berhenti melangkah tidak selalu berarti akhir dari perjalanan kita. Mungkin saja itu adalah cara Tuhan untuk membuat kita fokus kepada panggilan kita yang sesungguhnya. Mungkin, inilah saatnya kita memaksimalkan segenap potensi kita ke arah yang sebenarnya.

HIDUP DIMULAI SAAT KITA BERADA DI UJUNG ZONA NYAMAN.
—Neale Donald Walsch

Tidak ada komentar:

Posting Komentar