MULUT YANG BIJAK
Baca: Yakobus 3:1–12
Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. (Amsal 17:27)
Sudah menjadi rahasia umum tempat kita beribadah (gereja) ada kelebihan dan kekurangannya. Saya sering bertemu kawan, saudara, rekan kerja yang mengeluh tentang gereja tempat mereka beribadah. Mereka mengeluh tentang staf, liturgi, alokasi dana, kepemimpinan gereja, musik, dll. Tentu kita semua rindu untuk menciptakan lingkungan ibadah yang ideal. Sedihnya, dalam proses mencapai keadaan tersebut, gejolak mulut untuk melontarkan keluhan tidak berhenti, malah menjadi-jadi.
Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin. (Amsal 17:27)
Sudah menjadi rahasia umum tempat kita beribadah (gereja) ada kelebihan dan kekurangannya. Saya sering bertemu kawan, saudara, rekan kerja yang mengeluh tentang gereja tempat mereka beribadah. Mereka mengeluh tentang staf, liturgi, alokasi dana, kepemimpinan gereja, musik, dll. Tentu kita semua rindu untuk menciptakan lingkungan ibadah yang ideal. Sedihnya, dalam proses mencapai keadaan tersebut, gejolak mulut untuk melontarkan keluhan tidak berhenti, malah menjadi-jadi.
Ukuran mulut sangat kecil, tetapi dampaknya besar. Ia susah untuk dijaga. Perlu hikmat Tuhan supaya kita bisa menjaga kata-kata kita dengan baik. Kiranya kita dijauhkan dari menjadi sama dengan orang fasik, yang kepada mereka Tuhan akan “membuat mereka tergelincir karena lidah mereka; setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala” (Mzm. 64:9).
ORANG BEBAL TIDAK MENGENDALIKAN MULUTNYA.
ORANG BERHIKMAT MENJAGA MULUT DENGAN BAIK.
ORANG BERHIKMAT MENJAGA MULUT DENGAN BAIK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar